Senin, 25 Februari 2013

BERDOA AMPUH REDAKAN AMARAH



Orang bisa emosi marah, ataupun larut dalam rasa sedih yang berlebihan atas sebab apa saja seperti ; mendapat kritikan, ada komentar yang tidak baik ataupun masalah dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks pada mada maza zaman seperti sekarang ini. Jika mengalaminya cobalah untuk berdoa, karena hasil riset studi menemukan fakta bahwa, doa bisa mengurangi amarah.
Studi ilmiah baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat dan Belanda, juga  menunjukkan bahwa berdoa dapat membantu meredakan kemarahan, menurunkan sifat agresivitas dan mengurangi dampak dari bentuk gejala provokasi.
Brad Bushman, seorang profesor komunikasi dan psikologi dari Ohio State University dan juga penulis penelitian mengungkapkan bahwa orang sering beralih ke doa ketika ia merasakan emosi negatif dominan, termasuk rasa marah.
“Kami menemukan bahwa doa bisa membantu seseorang mengatasi kemarahannya, kemungkinan dengan membantunya mengubah cara pandang dalam melihat suatu peristiwa yang membuatnya emosional,” ujar Bushman, seperti dikutip dari Foxnews, Jumat (25/3/2011).
Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan secara online di Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa berdoa dapat membantu seseorang mengontrol kemarahannya, terlepas dari apapun agama dan tingkat keimanannya.
“Dampak yang kami temukan dalam percobaan ini cukup besar, hasilnya menunjukkan doa benar-benar bisa menjadi cara yang efektif untuk menenangkan kemarahan dan agresi,” ujar Bushman.
Ketika seseorang menghadapi kemarahannya mungkin bisa lebih flashback mempertimbangkan nasihat lama untuk berdoa dibandingkan lebih fokus berlarut-larut memikirkan sesuatu hal yang mengganggu hati dan pikirannya. Hal ini akan sangat bermanfaat membantu seseorang dalam mengatasi emosi negatifnya.
Saat berdoa biasanya orang akan menjadi lebih tenang dan dapat bernapas stabil normal secara teratur, dan kondisi perasaan lebih tenang. Dan kondisi ini bisa membuat seseorang menjadi lebih rileks sehingga bisa mengendalikan kondisi gejolak amarahnya yang sangat mendominasi.
Ketika kemarahan muncul, maka otot-otot menjadi tegang dan otak melepaskan zat kimia yang dapat menyebabkan ledakan energi. Kondisi ini memicu jantung untuk berdetak lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, napas menjadi lebih cepat, aliran darah meningkat ke lengan, kaki dan wajah yang membuatnya menjadi memerah.
Pada beberapa orang tertentu kemarahan yang muncul seringkali diikuti dengan rasa sakit kepala baik tension headache (sakit kepala seperti ada yang mengikat kepala dengan keras/ketat) atau, reaksi gejala migrain (hanya terjadi di satu bagian kepala saja) yang disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi di dalam tubuh.
By : ChiperC - word press them